Jumat, 12 April 2013

Serial Rainy - Apakah Itu Cinta

Hai semua! Aku lagi ngebet bikin cerpen nih :D haha
ini serial, selamat menikmati ;)


Apakah Itu Cinta
          Berantakan semuanya! Rain mengutuk dirinya sendiri, menangis ditengah derasnya air hujan. Hatinya hancur, bahkan lebih kecil daripada kepingan kaca. Dia tidak tahu harus berkeluh kesah terhadap siapa lagi. Dia terlalu lemah, tak tau arah seperti anak ayam yang ditinggal induknya. Bingung, bimbang, sedih, semuanya bercampur menjadi satu. Tempat terakhirnya bercerita, ya di sini, hujan. Dia mencintai hujan melebihi cintanya terhadap kesehatan tubuhnya sendiri. Dia selalu bahagia bila hujan datang. Menurutnya, hujanlah satu-satunya teman sejati baginya. Tak ada yang lain, ya tak akan ada lagi yang lain. “Aku bodoh! Hatiku milik siapa sebenarnya!” teriaknya dalam desiran angin yang bertubrukan dengan derasnya air hujan.
          Percuma saja, walaupun dia berteriak hingga suara indahnya habis, tetap saja hujan tidak akan menjawab. Mereka hanya menjadi saksi bisu kehidupan Rain selama ini. Tentang keluarganya, kesehatannya, bahkan tentang kisah cintanya. Dia akan tenang bila ada hujan, dia akan bahagia bila ada hujan, dan kemarahannya akan padam bila ada hujan.
          Keluarga Rain sudah tidak utuh semenjak dia berusia 2 tahun. Ayahnya memilih pergi menuju negara asalnya, dan ia lebih memilih hidup dengan Ibunya walaupun dalam kesengsaraan sekalipun. Tak pernah terlintas di hatinya untuk meninggalkan Ibunya. Karena hanya beliau satu-satunya malaikat pelindungnya di dunia ini. Namun semua itu berubah ketika dia beranjak dewasa. Dia mulai mengenal arti sahabat. Alexia Tom, itulah nama sahabat yang dimilikinya sejak menginjak bangku sekolah menengah pertama.
          Ada berbagai alasan yang membuat mereka bisa menjadi sahabat, salah satunya, mereka selalu sama dalam kebanyakan hal. Tentang keluarga, tentang sifat, bahkan kesehatan. Mungkin inikah yang disebut takdir Tuhan? Siapa yang tahu. Mereka melewati hari-hari bersama dengan tentram dan damai. Alex adalah orang kedua yang berharga bagi Rain setelah Ibunya. Alex sangat mengerti tentang dirinya, seluruhnya. Hal itu membuat Rain dengan bangga memberi Alex penghargaan, yaitu berupa malaikat pelindungnya yang kedua.
          “Kamu mau kemana Rain?” suara Alex terdengar dibalik koridor kelas. Kini mereka sudah beranjak dewasa, sudah menginjak bangku putih abu-abu. “Mau ke kantin, kenapa? Mau nitip? Ogah ya.” Jawab Rain dengan menjulurkan lidahnya. “Awas kamu!” Alex berlari menuju kearahnya, dengan sepenuh tenaga Rain memacu kakinya agar terus berlari agar tidak tertangkap Alex, karena dia tahu dia akan mati di tangan Alex. Karena Alex sangat tahu kelemahan Rain.
          Semuanya berjalan dengan indah, Rain tetap berada di sisi Alex. Begitu juga sebaliknya. Mereka saling menjaga satu sama lain, di samping itu Alex sudah memiliki janji dengan seseorang bahwa akan tetap menjaga Rain dalam keadaan apapun. Dan janji itu akan tetap ada diantara mereka berdua, hanya mereka, tidak ada yang akan tahu selain mereka.
          Hingga akhirnya Rain mulai mengenal cinta, walaupun bukan cinta yang sebenarnya. Setiap hari Rain menceritakan sesosok pria yang disukainya yang kebetulan teman sekelas mereka. Namanya Brian Smith, dia baik, sederhana, dan sangat lihai dalam melantunkan nada-nada menggunakan gitar. “Aku beneran jatuh hati deh Lex, dia cakep banget ya Tuhannnnn. Apalagi kalau main gitar, duh melting beneran ya Tuhan.” Rain tak henti-hentinya memuji Brian. Kepalan tangan Alex meluncur dengan keras ke atas kepala Rain. “Kau ini gak lagi sakit kan? Brian mulu ah! Emang dia apa suka sama kamu? Ntar kalau kamu sakit hati gimana coba? Nangis gimana coba? Kamu mau aku nanggung semuanya? Ogah!” mulut Alex seolah tak bisa berhenti. Sedangkan Rain hanya tertawa terbahak-bahak mendengar omelan sahabatnya itu. Dia tahu benar bahwa Alex tidak akan membiarkan sakit hati lagi. Tapi, hatinya berkata lain. Ada sesuatu yang berbeda dengan Brian.
          Semakin hari rasa suka Rain terhadap Brian semakin bertambah. Boby yang mengetahui itu langsung mengambil tindakan. Dia berniat akan menyomblangkan Rain dengan Brian. “Rain sini deh, bentar aja.” Panggil Boby dari ujung kelas. “Kenapa Bob?”, “Ini nih Brian mau kenalan sama kamu.” Sedangkan Brian bertingkah seolah tidak apa-apa. Mungkin salah tingkah. Atau bahkan Rain yang salah tingkah. “Halah kamu ini Bob. Ada-ada aja!” Rain segera melangkah pergi sebelum mereka menyadari bahwa hal itu membuat Rain bahagia.
          Akhirnya rencana Boby berjalan dengan mulus. Dalam hitungan hari Brian menyatakan cintanya pada Rain. Dan begitulah semuanya dimulai. Kisah cinta Rain dan Brian yang begitu unik. Rain meraih iPod hitam miliknya. “Baby” milik Justin Bieber memenuhi telinganya kali ini.
You know you love me, I know you care
Just shout whenever, and I'll be there
You want my love, you want my heart
And we will never ever ever be apart

         

0 komentar:

Posting Komentar