ini serial, selamat menikmati ;)
Apakah Itu Cinta
Berantakan
semuanya! Rain mengutuk dirinya sendiri, menangis ditengah derasnya air hujan.
Hatinya hancur, bahkan lebih kecil daripada kepingan kaca. Dia tidak tahu harus
berkeluh kesah terhadap siapa lagi. Dia terlalu lemah, tak tau arah seperti
anak ayam yang ditinggal induknya. Bingung, bimbang, sedih, semuanya bercampur
menjadi satu. Tempat terakhirnya bercerita, ya di sini, hujan. Dia mencintai
hujan melebihi cintanya terhadap kesehatan tubuhnya sendiri. Dia selalu bahagia
bila hujan datang. Menurutnya, hujanlah satu-satunya teman sejati baginya. Tak
ada yang lain, ya tak akan ada lagi yang lain. “Aku bodoh! Hatiku milik siapa
sebenarnya!” teriaknya dalam desiran angin yang bertubrukan dengan derasnya air
hujan.
Percuma
saja, walaupun dia berteriak hingga suara indahnya habis, tetap saja hujan
tidak akan menjawab. Mereka hanya menjadi saksi bisu kehidupan Rain selama ini.
Tentang keluarganya, kesehatannya, bahkan tentang kisah cintanya. Dia akan
tenang bila ada hujan, dia akan bahagia bila ada hujan, dan kemarahannya akan
padam bila ada hujan.
Keluarga
Rain sudah tidak utuh semenjak dia berusia 2 tahun. Ayahnya memilih pergi
menuju negara asalnya, dan ia lebih memilih hidup dengan Ibunya walaupun dalam kesengsaraan
sekalipun. Tak pernah terlintas di hatinya untuk meninggalkan Ibunya. Karena
hanya beliau satu-satunya malaikat pelindungnya di dunia ini. Namun semua itu
berubah ketika dia beranjak dewasa. Dia mulai mengenal arti sahabat. Alexia
Tom, itulah nama sahabat yang dimilikinya sejak menginjak bangku sekolah
menengah pertama.
Ada
berbagai alasan yang membuat mereka bisa menjadi sahabat, salah satunya, mereka
selalu sama dalam kebanyakan hal. Tentang keluarga, tentang sifat, bahkan
kesehatan. Mungkin inikah yang disebut takdir Tuhan? Siapa yang tahu. Mereka
melewati hari-hari bersama dengan tentram dan damai. Alex adalah orang kedua
yang berharga bagi Rain setelah Ibunya. Alex sangat mengerti tentang dirinya,
seluruhnya. Hal itu membuat Rain dengan bangga memberi Alex penghargaan, yaitu
berupa malaikat pelindungnya yang kedua.
“Kamu
mau kemana Rain?” suara Alex terdengar dibalik koridor kelas. Kini mereka sudah
beranjak dewasa, sudah menginjak bangku putih abu-abu. “Mau ke kantin, kenapa?
Mau nitip? Ogah ya.” Jawab Rain dengan menjulurkan lidahnya. “Awas kamu!” Alex
berlari menuju kearahnya, dengan sepenuh tenaga Rain memacu kakinya agar terus
berlari agar tidak tertangkap Alex, karena dia tahu dia akan mati di tangan
Alex. Karena Alex sangat tahu kelemahan Rain.
Semuanya
berjalan dengan indah, Rain tetap berada di sisi Alex. Begitu juga sebaliknya.
Mereka saling menjaga satu sama lain, di samping itu Alex sudah memiliki janji
dengan seseorang bahwa akan tetap menjaga Rain dalam keadaan apapun. Dan janji
itu akan tetap ada diantara mereka berdua, hanya mereka, tidak ada yang akan
tahu selain mereka.
Hingga
akhirnya Rain mulai mengenal cinta, walaupun bukan cinta yang sebenarnya.
Setiap hari Rain menceritakan sesosok pria yang disukainya yang kebetulan teman
sekelas mereka. Namanya Brian Smith, dia baik, sederhana, dan sangat lihai
dalam melantunkan nada-nada menggunakan gitar. “Aku beneran jatuh hati deh Lex,
dia cakep banget ya Tuhannnnn. Apalagi kalau main gitar, duh melting beneran ya
Tuhan.” Rain tak henti-hentinya memuji Brian. Kepalan tangan Alex meluncur
dengan keras ke atas kepala Rain. “Kau ini gak lagi sakit kan? Brian mulu ah!
Emang dia apa suka sama kamu? Ntar kalau kamu sakit hati gimana coba? Nangis
gimana coba? Kamu mau aku nanggung semuanya? Ogah!” mulut Alex seolah tak bisa
berhenti. Sedangkan Rain hanya tertawa terbahak-bahak mendengar omelan
sahabatnya itu. Dia tahu benar bahwa Alex tidak akan membiarkan sakit hati
lagi. Tapi, hatinya berkata lain. Ada sesuatu yang berbeda dengan Brian.
Semakin
hari rasa suka Rain terhadap Brian semakin bertambah. Boby yang mengetahui itu
langsung mengambil tindakan. Dia berniat akan menyomblangkan Rain dengan Brian.
“Rain sini deh, bentar aja.” Panggil Boby dari ujung kelas. “Kenapa Bob?”, “Ini
nih Brian mau kenalan sama kamu.” Sedangkan Brian bertingkah seolah tidak
apa-apa. Mungkin salah tingkah. Atau bahkan Rain yang salah tingkah. “Halah
kamu ini Bob. Ada-ada aja!” Rain segera melangkah pergi sebelum mereka
menyadari bahwa hal itu membuat Rain bahagia.
Akhirnya
rencana Boby berjalan dengan mulus. Dalam hitungan hari Brian menyatakan
cintanya pada Rain. Dan begitulah semuanya dimulai. Kisah cinta Rain dan Brian
yang begitu unik. Rain meraih iPod hitam miliknya. “Baby” milik Justin Bieber
memenuhi telinganya kali ini.
You know you love me, I know you care
Just shout whenever, and I'll be there
You want my love, you want my heart
And we will never ever ever be apart
0 komentar:
Posting Komentar